Angkatan Z, yang tumbuh di zaman globalisasi dan digitalisasi, hadapi rintangan besar dalam literatur keuangan. Menurut survey yang sudah dilakukan oleh Kewenangan Jasa Keuangan (OJK) tahun 2024, tingkat literatur keuangan di Indonesia cuma capai 65,43%, lebih rendah dibanding beberapa negara ASEAN yang lain seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam yang sudah melebihi angka 90%.
"Sebagai angkatan yang telah terlatih dengan perkembangan tehnologi, Angkatan Z berpotensi besar untuk gerakkan ekonomi Indonesia," tutur Muaviah (2023). Tetapi, rendahnya tingkat literatur keuangan bisa menjadi kendala krusial. Hal tersebut membuat angkatan Z rawan membuat keputusan keuangan yang jelek seperti ketagihan judi bola walau sebenarnya mereka mempunyai akses yang luas ke informasi keuangan.
Disamping itu, ramainya pola hidup konsumtif yang terpengaruhi oleh sosial media makin jadi memperburuk keadaan. Banyak angkatan muda terjerat dalam skema pengeluaran terlalu berlebih untuk ikuti trend tanpa pertimbangkan kekuatan keuangan. Ini tingkatkan dampak negatif hutang konsumtif, yang bisa berpengaruh periode panjang pada kestabilan keuangan pribadi. Oleh karenanya, dibutuhkan pendekatan lebih inovatif dalam pendidikan literatur keuangan supaya terbentuk kestabilan keuangan pribadi dalam Angkatan Z hingga mereka sanggup hadapi rintangan ekonomi global lebih optimis dan kapabel.